Beauty in the dark part 23

Sisi Lain

Semua berjalan dengan baik-baik saja.. Tara semakin membaik, Tama dan aku sering menjenguknya.. Dan persiapan OMB juga semakin matang walau banyak gejolak disana sini tapi aku bisa membagi waktuku, Pekerjaanku juga semakin baik, Anda masih menikmati liburannya dirumah.. Dan reza.. Dia sesekali mengabari diriku via chat, ya hanya via chat.. Tapi tak apalah, setidaknya dia tak menghilang dariku, yang aku tau inti dari beberapa chatnya "dia sedang banyak urusan sehingga akan sulit untuk beruhungan dengannya, dan aku harus sabar dalam menghadapi segalanya "..

------------------
" mau balik kapan.?"
" eh.. diusir nih ?"
" nggak sih, kamu nggak kerja apa ?" aku hanya membalasnya dengan senyum, tara bingung melihat ku dan mencoba memberi isyarat pada tama yang asik dengan kesibukannya seperti bertanya " kenapa nih anak? sakit ya?" tama hanya mengangkat bahunya cuek.
" ditanya mala senyum, jawab geh ?"
" tanya tama ajah deh "
" kenapa ma ?" dia masih penasaran, lagi.. tama hanya mengangkat bahunya seperti berkata " nggak tau " kemudian menggerakan kepalanya ke arahku seperti berkata "tanya ajah sendiri.. diakan memang aneh " dan tara masih bingung..
" libur hari ini " aku menjawab sambil cengengesan
" bilang gitu doang ajah susah amat " tara menjawab sewot
" yeee.. keberuntungan tau dapet libur.. ucapin selamat kek.. sedih banget aku.. nggak ada yang ngucapin selamat dapat libur "
" lah.. ma.. nape nggak ngucapin ?" tara beratnya ke tama
" nggak apa, kan cuma libur " dia menjawab dengan datar
" tuh.. tama ajah gitu.. apa yang dispesialin "
" ya laah.. okelah.. terserah "
" diih.. ngambekan.. ma.. liat tuh cewek mu ngambek kan ?" deg.. kata-kata tara membuatku sedikit aneh, sementara tama hanya mengangkat bahunya cuek dan tara masih dengan senyum jahilnya.
" enak ajah.. siapa yang mau sama tama juga " aku menjawab sewot
" diiih.. yang ada tama yang nggak mau sama kamu.. bawelnya nggak ketulungan " dia masih mengodaku
" tauk ah.. tidur enak "
" ngambek "
"..........." aku membenamkan diriku dibantal dan kasur yang ada dikamar tara.. sementara tara masih asik bermain dengan Laptopnya dan tama asik membaca buku yang dia bawa. hari yang indah bersama mereka.. Dan aku tak tau apa yang mereka lakukan selagi aku tidur.. Entahlah.. aku harap mereka baik-baik saja walau hanya berdua..

--------------------
Entah bagaimana ceritanya, tama membangunkanku dari tidur nyenyakku..
" queen.... " suara lembutnya menghempaskan mimpiku.. mimpi indah untuk sesaat..
" heemmmmm " suara serak lemahku memecah keheningan sore itu.. aku mengerjapkan mataku yang masih terasa berat.. kuhempaskan rasa kantukku yang berat..
" yuuuk.. makan.."
" heeemmmmm... 5 menit " suara serakku mulai terdengar.
" iyaa... fokusin ajah dulu " dia masih disampingku memandangku dengan senyum
" makan apa ?" aku bertanya dengan nada polos. Seketika tara dan tama tertawa berbarengan melihat ku.. " kamu tuh.. gemesin.. udah bangun " tara datang mengusap rambutku yang kusut.. Sementara aku masih dengan ekspresi super melongo, apa yang salah dariku.. " aku tau kenapa tara nggak mau bangunin kamu.. " tama juga mengusap rambutku dan meninggalkanku..
" eh... kalian kenapa ?" aku masih dengan kebingungan bangun tidurku " emang ada yang salah "
" udaah.. bangun ah.. ayo makan " tara masih dengan tawanya.. dan tama hanya senyum-senyum sendiri..

Aku beranjak dari tempat tidur mendatangi mereka dengan kantuk ku.. yaa.. aku duduk disebelah tama, dia membukakan nasi untukku.. Tapi entah apa yang ada dipikiranku, aku justru bersandar di bahunya dengan kantukku.. Dan sepertinya ada yang aneh darinyaa..
" udah ma.. sabar ajah.. nanti juga bangun " terdengar suara tara samar disampingku juga. sementara tama tak berkata apapun " dia emang gitu, kalo cowok yang nggak tau bisa salah tingkah " tara terkekeh mengejek tama.. sementara aku mencoba bangun dan benar benar bangun.. Aku angat kepalaku.. " masih ngantuk ?" tama bertanya.
"he em " aku mengangguk lemah..
" tuh.. lucukan " tara berkata ke tama dengan tawanya.
" yodah makan, nanti tidur lagi " tama ikut tertawa dan menawarkanku nasi "cuci tangan dulu nih " aku menurutinya tanpa kata..
" yaa.. queen.. bangun dong, masak makan sambil merem-merem " tara masih menggejekku.
" bodok aah.. ngantuk " mereka memilih membiarkanku dan menikmati makan bersama.. dan lama-lama aku memang sudah sadar dan makan dengan baik..

-------------------------
"hari ini jalan yuk " aku mengajak mereka karena sudah mulai merasa bosen. mereka sih enak, bermain game, membaca buku, mengobrol masalah laki-laki.. Nah, aku.. menyedihkan sekali.
" kemana ?" tara dan tama serentak menjawab.
" kemana ajah " aku menajwab dengan tatapan memelas " mau kan ya "
" aku sih oke ajah " tara menjawab sambil melempar pandang ke tama. Aku memasang muka memelas ke tama berharap dia akan menjawab iya, dan tara juga jadi ikut-ikutan memandangnya dengan tatapan menunggu.. Dia yang masih fokus membaca buku, akhirnya merasa bahwa kami memandangnya dengan hasrat yang berbeda.. Dia melihat kami dengan bingung.. Sepertinya dia berbicara dengan tara lewat tatapannya.. Dan dia menghela nafas panjang..
" iya deh iya.. "
" asiiik.. makasih ma "
" jangan penah liat aku kayak gitu lagi.. " dia menajwab cuek
" bodok.. kalo itu berhasil kenapa nggak ?"
" makannya aku iya in dari awal, karena aku nggak mau liat dia pake ekspresi kucing " tara menguntai tawa dalam perkataannya
" enak ajah.. pokoknya berhasilkan " aku menjawab dengan penuh kemenangan.
" trus jalan kemana ?" tama bertanya
" kemana ajah.. makan eskrim juga boleh kok "
" yodah.. kapan ?"
" abis magrib ajah deh " aku menambahkan
" yodah.. ingetin ajah.. nanti aku lupa " tama menjawab cuek.
" issh.. awas ajah lupa " sementara tara masih senyum-senyum entah karena apa.

----------------------
" jadi kemana ini ?" tama bertanya untuk kesekian kalinya
" terserah lah "
" kan kamu yang ajak jalan "
" ya kan pokoknya jalan "
" udah.. udah.. ke K*C depan TP ajah, udah terlanjur lewat sini soalnya "
" lain kali kalo nggak jelas nggak usah pergi ajah " aku hanya cemberut disebelah tama
" udah lah ma.. kan udah tau kemana.. bibirmu tuh.. stop manyunnya "
" bodok "
" liat ajah.. dia yang salah dia yang ngambek " tama berkata cuek
" yaa.. maklum lah.."
" sabar amat si ra.. "
" ntar juga kamu tau kenapa aku sabar sama nih anak. " tara mengelus rambutku. Sementara aku masih sedikit sebel dibuat tama.. " senyum geh "
Aku membalasnya dengan senyuman miris " gitulah walau kecut .. "

-----------------------
"udah sampek, yuk " tara mengajakku turun, entah kenapa.. aku ingin sekali dimanja oleh mereka.. mungkin karena aku selalu menjadi sosok yang kuat dikeluarga, adik, temanku dan yang lain sehingga aku menjadi sosok yang lemah dihadapan mereka.. aku memilih diam, mencoba memberitahu tama agar dia mau membujukku. Seperti anak kecil memang, ya akupun menyadarinya.. tingkahku menjadi konyol dihadapan mereka, namun itulah adanya, aku ingin diperhatikan, dimanja dan selalu bersama mereka.. Aku sadar itu salah dan merepotkan, tapi aku menyukainya.. Aku suka menjadi seperti ini kepada mereka.. yaa.. aku aneh.. tapi aku suka..

" ayuuk turun.. udah sampek " tama berkata datar
" nggak.. kalo digalakin trus "
" udahlah ma.. ngalah ajah geh "
" sorry.. ayuk turun.. udah sampe loh.. masak kita nggak jadi kesini.. tadi katanya mau jalan, makan eskrim.. yuk " dia berusaha dengan sabar mengajakku
" janji dulu "
" janji apa lagi sih ?"
" tuh.. aku digalakin lagi.. "
" iyaa.. iyaa.. sorry... janji apa queen ?"
" nggak bakal galakin aku lagi "
" iyaaa.. udah ah yuk "
" nggak mau.. yang bener bilangnya "
" aduuuh.. iyaaa.. aku janji nggak bakal galakin kamu.. okee .. aku janji .. dan ra.. stop buat cengengesan dibelakang "
" okeee... aku mau turun "
Tara masih saja cengengesan melihat tama yang aku buat sebel namun tak bisa sebel.. dan aku senang karena kondisi seperti ini, entahlah.. kelakuan anak ababil yang sedikit terlintas didiriku..

Kami pun turun dan masuk ke K*C, mereka memesan makanan dan eskrim, aku duduk menunggu mereka.. Dan mereka memang benar ingin membuatku senang.. Membeli beberapa porsi untukku.. Sedikit gila tapi lucu.. Saat aku protes kenapa banyak amat, mereka saling lirik bingung dan menjawab seadanya saja.. Mereka sangat lucu dan sangat menyenangkanku hari ini.. Dan aku berharap mereka akan selalu ada dalam hidupku seperti ini dan selamanya.. Karena aku bahagia dengan mereka, menghilangkan sejenak semua beban dalam hidupku.. Merangkai sepenggal memori indah yang dapat aku kenang dalam masa mudaku.. ya mereka... Lengkap bila reza itu nyata seperti mereka.. Namun.. sudahlah.. seperti ini saja sudah cukup, jangan meminta lebih karena aku akan sakit saat jatuh terhempas dari harapanku.. Dan aku belum siap untuk jatuh.. Karena aku telah berada dalam garis rendah untuk terjatuh lagi...

NEXT PART 24
Share:

Arsip Blog

Pengunjung

Blog Archive